Visitor

Kamis, 25 September 2014

You're Always In My Mind, Grand Ma...

Maybe I didn't treat you, Quite as good as I should have

And I guess I never told you, I'm so happy that you're mind
You were always on my mind .........
You were always on my mind ......... (Elvis Presley)




Dearest Grand Ma in heaven, I miss you so much...Yes, I do miss you.

Waktu-waktu yang dijalani bersamamu terasa sangat singkat.
Tak terasa hampir 32 tahun engkau menemaniku dalam berbagai moment dalam hidupku, seperti yang sering disebutkan dalam film "for better and for worst".

Teringat sejak kecil, sewaktu orang tuaku bekerja, engkau selalu menjagaku ketika mereka berangkat ke kantor. Dengan sabar, walaupun kuingat kenakalan kecilku sering kali membuatmu sedikit jengkel terhadap cucumu yang keras kepala ini.

Kadang-kadang kami (saya dan Melani) ikut membantumu membentuk kue-kue kering sebelum dimasukkan ke oven. Dan sampai dewasapun, engkau selalu mengeluh bahwa kue yang kami bentuk tidak serapi buatanmu. Ya, mungkin karena bakat yang engkau turunkan kepada cucu-cucumu hanya sepersekian dari yang kau miliki.

Sering kali kamipun diajak ke pasar dengan mengendarai becak, pasar kampung baru yang sering engkau datangi, dengan imbalan kue-kue manis dari pasar yang kami dapatkan karena menemanimu.
Beranjak dewasa, seringkali saya menemanimu berkeliling entah ke Jakarta mengunjungi tante Irma ataupun ke Pekan Baru menemui tante Jamilah, Om Anci & Ma Ammang.
Bisa dibilang, kita berdua merupakan teman seperjalanan yang abadi, ya "Travelling Soulmate".
Ketika beranjak semakin dewasa, dimana seiring dengan berjalannya masa-masa kuliah toh tidak memutuskan kedekatan kita sebagai Nenek dan Cucu. Komentar-komentar yang engkau berikan kepadaku tentang hubunganku dengan teman-temanku dan pacar-pacarku masih teringat sampai saat ini.
Salah satu komentarmu yang paling kuingat dan sering membuatku tertawa : "saya lihat teman-temanmu semua jarang ada yang muslim yah dan kebanyakan laki-laki".
Dan dengan senang hati, teman-temanku pun rajin datang ke datumuseng bahkan tanpa keberatan engkau menerima semua teman-temanku yang beraneka ragam dengan pintu terbuka.
Sifatmu itulah salah satu yang kusukai, memperhatikan tapi tidak mau mencampuri.
Ketika memasuki masa bekerja, waktunya kami untuk membahagiakanmu, walaupun engkau tidak pernah meminta tetapi sebisa mungkin kami bisa membahagiakan dan menyenangkanmu.
Untuk urusan asmarapun, seringkali kami memperkenalkan dan meminta pendapatmu tentang pasangan kami.
Teringat ketika terjadi pertengkaran antara saya dan bapak, dengan tangan terbuka engkau menasehatiku dan mengatakan untuk bersabar dan banyak berdoa untuk memasrahkan semuanya kepada Allah SWT. Diumur yang sudah dewasa, engkau tetap sabar mendengarkan dan menenangkan cucumu ini seperti semasa kecil, ketulusanmu tidak pernah berubah dari waktu ke waktu.
Seiring dengan semakin sibuk dan sedikitnya waktu yang kuhabiskan bersamamu, teringat beberapa hal yang kuingat selalu menjadi kesukaanmu. Donat Dunkin yang engkau sukai adalah Strawberry with Filling dan roti tawar dari kantorku.
Dalam hal berpakaianpun, sering kali kita saling memperhatikan. Biasanya saya suka menegur topi hajimu yang mulai pudar karena terlalu sering dipakai ataupun meminjam baju muslimmu. Tetapi apapun itu saya masih mengagumi sense of fashionmu dalam berpakaian. Itulah Nenek cantikku....
Setelah bekerjapun, jadwal traveling yang kita lalui semakin sering. Beberapa kali kita pergi ke Bali,  Surabaya dan Jakarta, juga ke Singapore, Hongkong dan terakhir kalinya ke Menado, yaitu 2 bulan sebelum engkau meninggalkanku untuk selama-lamanya.
Masih teringat sewaktu akad nikah, engkau memangku badanku sesuai tradisi adat Makassar dan menyelipkan cincin ke jari tanganku sambil berurai air mata saat saya melakukan sungkeman pada saat hari pernikahanku. 
Juga ketika saya melahirkan pertama kali, engkau yang selalu memegang tanganku di kamar bersalin.
Begitu banyak moment-moment yang kita lalui bersama, yang hanya mampu kuingat dalam hati dan pikiranku yang tidak semuanya bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Moment terakhir pertemuan kita, yang tidak pernah saya bayangkan akan menjadi pertemuan dan percakapan kita yang terakhir adalah ketika saya mengantarmu ke tempat arisan, dimana hari itu Sabtu tanggal 29 Juni 2013. Percakapan terakhir kita tentang keinginanmu mengganti sofa di rumah, berencana untuk tes kesehatan dan dimana kita kesasar di Jl Monginsidi padahal arisannya di Jl. Ratulangi.
Menerima kabar di Kamis pagi, tgl 4 Juli 2013, dimana tanggal tersebut juga merupakan hari peringatan perkawinanku, kabar yang menegaskan bahwa engkau telah meninggalkan kami semuanya, setelah semalam sebelum kepergianmu engkau masih sempat mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat macaroni schottel kesukaanku untuk dimakan keesokan harinya.
Tidak adalagi sosokmu yang menemaniku, yang selalu memperhatikanku, dan yang selalu membuatku selalu ingin menyempatkan diri untuk menemuimu sekedar bertanya kabarmu ketika melewati rumah bercat pagar hijau itu. 
Nenekku yang modis, nenekku yang lincah, pintar memasak, yang menyukai donat strawberry dan nenekku yang kusayangi, untukmu saya hanya bisa berkata betapa sangat merindunya hati ini terhadap sosokmu dan betapa bangga serta senangnya diriku dimana sosokmu telah menemaniku selama 32 tahun ini....Grand Ma, you were always on my mind...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar