Visitor

Kamis, 09 Desember 2010

I LASIK SURGERY

Mata adalah jendela dunia….

Based on True Story….
October.9th.2009… New looks without glasses…
Berkacamata …? Saya dikenal orang dengan physical appearance memakai kaca mata.
Sejak kelas 5 SD (umurnya dihitung sendiri yah), pertama kali saya menggunakan kaca mata minus (myopy – istilah umumnya / kabur dalam melihat/membaca tulisan jarak jauh). Tidak tanggung-tanggung begitu pakai kaca mata bukan mulai dari minus rendah, tapi dari minus 3.00 (left&right). Pastinya karena hobby membaca komik-komik manga seperti Mari Chan, dkk dalam keadaan terlentang, gelap dan sebagainya dengan kondisi penerangan ruangan yang tidak maksimal.
Dari tahun ke tahun minus bukannya tambah turun malah tambah naik, di tahun 2009 minus saya sudah 7.00 (left&right) ditambah dengan silinder 0.25 (right).
Pada akhir tahun 2008, saya pernah menghadiri SEMINAR LASIK yang diadakan oleh Klinik Mata Nusantara di Hotel Horison, Makassar. Karena seminarnya free, maka saya yang waktu itu iseng-iseng untuk datang akhirnya ikutan menyimak acara tsb.
Klinik Mata Nusantara (KMN) adalah klinik mata yang berdomisili di Jakarta (ada beberapa cabang KMN, silahkan visit http://www.klinikmatanusantara.com/). Namanya klinik mata pastinya semuanya lebih kepengobatan mata. Kembali ke seminar, waktu itu yang menjadi host adalah Robby Tumewu dengan didampingi oleh dokter-dokter dari KMN. Seminar itu membahas tentang operasi LASIK dan I LASIK.
Dari seminar itu saya banyak mengetahui kalau proses I LASIK itu sangatlah cepat, sangat mudah dan pastinya sangat MUAHAL (bagi saya)…Bahkan dari salah satu kesaksian pasien yang pernah menjalani Operasi ILASIK mengatakan “Waktu pengerjaannya sangat singkat, tapi pada saat debit credit card terasa bgt…”. Akhirnya saya berpikir, “One day before I got married, I should try…”
Setahun kemudian, akhirnya keinginan itu tercapai juga. Setelah saya pertimbangkan baik-baik, mengapa menghabiskan uang untuk sekedar menumpuk barang-barang seperti jam tangan, kaca mata ataupun travelling ke tempat-tempat yang sudah berkali-kali di datengin yah, toch kalau dihitung-hitung jumlahnya sudah bisa buat biaya I LASIK.
Di tahun 2009, orang tua saya mengajak untuk menunaikan ibadah Umroh, akan tetapi saya menolak dan minta agar biaya umroh dialihkan saja sekalian untuk biaya operasi mata, mengingat saya sudah melaksanakan ibadah tersebut pada tahun 2007.
Awal  bulan Oktober 2009, saya berangkat ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan di Klinik Mata Nusantara (KMN), sebelumnya saya sudah konsultasi dengan staff KMN melalui telepon dan menanyakan prosedur serta biaya yang harus dikeluarkan untuk operasi I LASIK.
Untuk operasi I LASIK pasien disarankan untuk membuka contact lens 2 minggu sebelum operasi, tetapi apabila pasien hanya memakai kaca mata dapat langsung diperiksa. Sebelum ke Jakarta saya berinisiatif sendiri untuk melakukan pemeriksaan di Klinik Mata ORBITA di Makassar, untuk mengetahui secara medis apakah saya bisa di operasi. Hal ini untuk menghindari cuti, biaya tiket & hotel yang akan terbuang percuma apabila pada saat di Jakarta ternyata kondisi mata saya tidak bisa untuk sesegera mungkin dilakukan operasi. Ternyata hasil diagnose dokter mengatakan bahwa saya bisa melaksanakan operasi tersebut dan bahkan mereferensikan nama salah satu dokter senior yang menangani operasi I LASIK di KMN.
Untuk menjalani operasi tersebut, saya hanya mengambil waktu 3 hari kerja untuk berangkat ke Jakarta, mengingat 1 hari untuk pemeriksaan Pra Operasi, 1 hari untuk Operasi dan 1 hari untuk Pasca Operasi.
Ketika sampai di Jakarta, saya langsung melaksanakan pemeriksaan di KMN Kemayoran untuk menjalani pemeriksaaan Pra Operasi, pemeriksaan itu cukup memakan waktu lama karena terdiri dari 9 step, mulai dari pengecekan minus mata, kadar air mata, kekuatan retina, konsultasi dokter, dsb. Saya sempat diminta  tidur beberapa saat untuk mengecek minus tetap saya, dikarenakan akibat kelelahan di pesawat sehingga minus saya naik turun pada saat diperiksa. Pemeriksaan hari itu memakan waktu sekitar 6 jam. Diakhir pemeriksaan dokter mengatakan bahwa saya bisa segera dioperasi besoknya di KMN Kebon Jeruk.
Besoknya di KMN Kebon Jeruk, saya langsung masuk ke ruang tunggu sebelum menjalani operasi, nggak ada pemeriksaan lagi, sambil menunggu ada beberapa pasien yg juga pakai baju operasi, suasana ruang tunggu sesama pasien operasi cukup rileks (suasana yg sangat diperlukan …. ). Perawat hanya meneteskan obat mata beberapa kali, dan kita juga dikasih sandwich buat di makan. FYI, untuk operasi ini nggak pakai istilah HARUS PUASA, karena saya masih sempat b’fast di hotel pagi-pagi..
Setelah menunggu beberapa lama, saya dipersilahkan masuk ke ruangan operasi. Di ruangan operasi sudah menunggu Dokter dan 2 orang asistennya. Selama operasi itu ada ruangan kaca buat saksi (orang tua saya) digunakan untuk menyaksikan proses operasi. Akhirnya saya duduk di tempat tidur / meja operasi disamping sy udah ada mesin gede sebesar generator set, dan tanpa dibius operasipun mulai dilaksanakan. Pada saat pembuatan flap pada kornea dilakukan dengan alat yang disebut IFS™ Advanced Femtosecond Laser 150 kilohertz (yang sy maksud itu mungkin, alat yang sebesar genset…). Karena saya bukan ahli dalam bidang medis silahkan melihat prosesnya di www.klinikmatanusantara.com . Yang saya rasakan adalah mata saya dibuka oleh semacam klep agar bola mata bisa dilihat tanpa berkedip, setelah itu saya merasa seperti ada semacam lapisan (seperti pada pemasangan contact lens) yg dipasang di kedua bola mata. Setelah terpasang mata saya diarahkan ke mesin lainnya, dan dokter memberikan petunjuk untuk melihat alat seperti mikroskop terbalik yang didalamnya saya diharuskan untuk terus melihat cahaya lampu kedip-kedip berwarna merah. Dan perawat lainnya menghitung mundur proses pembuatan flap. Berdasarkan pengalaman saya, satu mata saya dikerjakan hanya 15 detik, jadi totalnya hanya 30 detik. Setelah itu mata saya tidak pakai ditutup layaknya orang katarak, jadi langsung melihat. Hanya pada saat setelah operasi mata saya yang tadinya minus 7 tidak langsung berubah ke 0, tapi masih sekitar minus 3 an. Sebelum pulang ke rumah dokter memakaikan contact lens agar mata tidak gampang terkena debu dan benda asing. Menurut dokter, penglihatan saya akan semakin jelas kedapannya dan saya hitung-hitung mungkin sekitar 12 jam mata saya semakin jelas, karena sorenya sudah bisa langsung jalan-jalan ke Mall…KMN juga memberikan sun glass (dipakai untuk megatasi silau karena cahaya, tapi efeknya gak terlalu lama),  obat tetes mata, penutup mata dsb setelah pasca operasi, mereka juga beberapa  kali menelepon untuk menanyakan kondisi mata saya. Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan setelah operasi yaitu :
1. Mata tidak boleh dikucek-kucek & tidak boleh terkena air selama 1 minggu. (inisiatif sendiri, sy memperpanjang saran dokter selama 2 minggu). Karena mata tidak bisa kena air, maka pada saat mandi dan cuci muka saya memakai kaca mata renang biar mata tetap aman.
2. Dilarang memakai make up, terutama di bagian mata selama 2 minggu ditakutkan pada saat menghapus make up kotorannya jatuh ke mata.
3. Pantangan Makan = TIDAK ADA.
4. Pantangan Membaca = TIDAK ADA.
Besoknya saya datang lagi ke klinik untuk kontrol (diwajibkan), kemudian contact lens saya dibuka dan dokter memberikan garansi apabila pandangan mata saya tidak jelas dalam 1 bulan, maka KMN akan melakukan operasi lagi dan FREE OF CHARGE…Alias gratisan…
Alhamdullilah, sampai saat ini mata saya nggak pernah bermasalah dan cukup control 1x saja di klinik Orbita – Makassar. Dan setelahnya saya sudah bisa ber make-up ria, memakai sun glass dan pastinya olah raga lebih nyaman tanpa kaca mata…..Dan pastinya nggak usah buang-buang duit buat beli frame & lensa kaca mata, dimana makin tebal harganya makin muahal….

2 komentar: