Visitor

Senin, 18 Juli 2011

ORPHEUS and EURYDICE


This is one of the most popular Greek myths and BEAUTIFUL but TRAGIC love story.

Ini adalah salah satu mitos Yunani yang terpopuler dan  kisah cinta yang INDAH tetapi berakhir dengan TRAGIS.

It begins with Orpheus, the best musician that ever lived.
Orpheus was a poet and musician who could play the lyre so well that Gods, humans, animals and even rocks were touched and enchanted.
Adalah Orpheus, seorang pemusik yang sangat hebat yang pernah ada didunia.

Orpheus juga seorang pujangga dan pemusik yang dapat memainkan harpa dengan sangat indah, sehingga dewa-dewa, manusia, binatang bahkan batupun tersentuh dan terpesona.

He lived his life simply and carelessly until the day he met Eurydice. When they fell in love it meant everything to them.

Dia hidup dengan sederhana dan penuh dengan ketidak-pedulian, sampai ketika dia bertemu dengan Euridika.
Ketika mereka jatuh cinta, cinta merupakan segala-galanya bagi mereka.

But the rustic god Aristaeus saw Eurydice's beauty and desired it, and did not care that she was unwilling and in love with another.

Tetapi dewa yang sangat jahat bernama Aristaeus terpesona melihat kecantikan Euridika dan kemudian menginginkannya, dan  tidak memperdulikan bahwa Euridika tidak tertarik untuk jatuh cinta dengan yang lainnya selain kepada Orpheus.

She ran from him in terror, without thought to her step, and so it was she stepped on a poisonous snake in her flight.
The venom of its bite killed her at once and her spirit went to the Underworld.
Euridika berusaha menghindari Aristaeus dengan berlari ketakutan tanpa memperhatikan langkahnya, dan diperjalanan dia menginjak seekor ular berbisa.
Racun dari gigitan ular tersebut seketika langsung membunuhnya dan rohnya langsung dibawa menuju neraka.

Orpheus was inconsolable. His grief was bitter, but he did not let it lull him into a stupor, he decided to take action.

Orpheus tidak dapat dihibur. Kesedihannya terasa sangat pahit, tetapi dia tidak membiarkan kesedihannya tersebut membuatnya terlena, dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

With his lyre, Orpheus descended into the Underworld. A normal mortal would have perished any number of times, but Orpheus had his lyre and his voice and he charmed Cerberus - the three-headed monster dog of Hades who guarded the Underworld - into letting him pass.
Dengan membawa harpanya, Orpheus turun menuju ke neraka. Makhluk hidup yang normal akan binasa berkali-kali, tetapi Orpheus dengan alunan harpanya serta suaranya dapat mempesona Cerberus – Monster anjing berkepala tiga peliharaan dewa Hades yang menjaga pintu masuk neraka, membiarkan dia lewat.
Facing Hades and his cold Queen Persephone he played for them his sorrow at the loss of his love. The heart that was frozen by Hades' abduction melted in Persphone's breast and a tear rolled down her cheek. Even Hades could not help weeping.
Menghadapi Hades dan permaisurinya yang sangat dingin, yaitu Persephone, Orpheus kemudian memainkan kecapinya untuk mereka dengan nada yang sangat menyedihkan untuk menunjukkan kepedihannya akan kehilangan cintanya. Hati Persephone yang telah dibekukan oleh Hades akhirnya mencair dan air mata kesedihannya mengalir melewati pipinya. Bahkan Hades-pun tidak mampu menghentikan tangisannya.
They let Orpheus through to Eurydice, but warned him very carefully: Eurydice would follow him into the light of the world and once she entered the sunlight she would be changed from a shade back to a woman. But if Orpheus doubted, if he looked back to see her, she would be lost to him forever.
Mereka membiarkan Orpheus membawa Euridika, tetapi memperingatkan Orpheus dengan sangat hati-hati; bahwa Euridika akan mengikutinya dari belakang menuju cahaya dunia dan sekali Euridika masuk kedalam sinar mentari, dia akan berubah dari sebuah bayangan menjadi seorang wanita. Tetapi apabila Orpheus meragukannya dan menoleh kebelakang untuk melihatnya, maka Euridika akan hilang selamanya.
Orpheus heard and rejoiced. He turned and left the dark hall of Hades and began his ascent back to life. As he walked he rejoiced that his wife would soon be with him again. He listened closely for her footfall behind him, but a shade makes no noise. The closer to the light he got, the more he began to believe that Hades had tricked him to get him out of the Underworld, that Eurydice was not behind him. Only feet away from the light Orpheus lost faith and turned around. He saw Eurydice, but only for a moment and she only had time to whisper “farewell” as her shade was whisked back down among the other dead souls. She was gone.

Orpheus mendengarkan dan sangat bersukacita. Ia kemudian berbalik dan meninggalkan ruangan gelap Hades dan mulai naik kembali ke kehidupan. Saat ia berjalan dengan penuh sukacita memikirkan bahwa istrinya akan segera bersamanya. Dia mendengarkan dengan seksama langkah kaki Euridika yang berada di belakangnya, tetapi bayangan tersebut tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Semakin mendekati cahaya, semakin dia mulai mempercayai bahwa Hades telah menipunya untuk mengeluarkannya dari neraka dan bahwa Euridika tidak berada dibelakangnya.
Hanya beberapa langkah lagi menuju cahaya, Orpheus kehilangan kepercayaannya dan kemudian menoleh kebelakang. Dia melihat Euridika, tetapi hanya untuk sesaat dan dia hanya sempat berbisik “selamat berpisah”  ketika kemudian bayangan Euridika kembali ditarik turun bersama dengan jiwa-jiwa orang mati lainnya.
Dia sudah pergi.

Orpheus tried again to enter the Underworld and demand her return, but one cannot enter twice the same way - and no other way was open to him. All that was left to him was death.

Orpheus mencoba lagi untuk memasuki neraka dan meminta Euridika untuk dikembalikan, tetapi dia tidak bisa masuk untuk kedua kalinya dengan cara yang sama – dan tidak ada cara lain lagi baginya.
Semua yang tersisa baginya hanyalah kematian.